Rabu, 06 Juni 2012

kimia

laporan praktikum asam - basa

PENGUJIAN SIFAT LARUTAN (ASAM, BASA, NETRAL) MENGGUNAKAN KERTAS LAKMUS (MERAH DAN BIRU), INDIKATOR UNIVERSAL, DAN KUNYIT

A.   Tujuan
Menentukan sifat larutan (Asam, Basa dan Netral)
B.   Alat dan Bahan
1.     Plat Tetes
2.     Tabung Reaksi
3.     Pipet Tetes
4.     Gelas Kimia
5.     Lakmus Merah dan Biru
6.     Indikator Universal
7.     Air Keran
8.     Larutan Gula
9.     Larutan Garam
10.  Laruta Asam Sulfat
11.  Larutan NaOH
12.  Alkohol
13.  Cuka
14.  Susu
15.  Sprite
16.  Air Jeruk
17.  Air Sabun
18.  Larutan Urea
C.   Teori Dasar
a.      Kertas lakmus
Ada dua macam kertas lakmus yang biasa digunakan untuk mengenali senyawa asam atau basa, yaitu kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru.
Tabel 1. perubahan warna kertas lakmus


Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa larutan asam akan mengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah, larutan netral tidak mengubah warna pada kertas lakmus, dan larutan basa dapat mengubah kertas lakmus merah menjadi biru.

b.     Indikator Asam Basa
Indikator asam basa adalah suatu zat yang memberikan warna berbeda pada larutan asam dan larutan basa. Dengan adanya perbedaan warna tersebut, indikator dapat digunakan untuk mengetahui apakah suatu zat bersifat asam atau basa. Perhatikanlah warna indikator pada larutan asam atau basa berikut ini.
Tabel 2. Beberapa zat indikator Asam Basa


Indikator yang dapat digunakan untuk mengenal sifat asam atau basa suatu larutan serta menentukan harga pH dapat digunakan indikator universal. Berikut cara penggunaan indikator universal dalam menentukan pH suatu larutan.


gambar indikator universal, (b) Indikator universal digunakan dengan cara mencelupkan indikator universal sampai batas warna ke dalam larutan yang akan ditentukan pH nya, akan terlihat perubahan warna pada kertas indikator, (c) kemudian cocokkan perubahan warna dengan warna indikator pada kotak. Dan dapat ditentukan pH larutan.
Apabila Larutan bersifat Asam pH – nya <7, Larutan bersifat Basa pH – nya >7 dan apabila Larutan bersifat netral pH – nya =7.

c.      Indikator alami (terbuat dari zat warna alami tumbuhah)
Indikator alami hanya bisa menunjukkan apakah zat tersebut bersifat asam atau basa, tetapi tidak dapat menunjukan nilai pH-nya. Contohnya kayak Ekstrak bunga mawar. Ekstrak kembang sepatu. Ekstrak kunyit. Ekstrak temulawak. Ekstrak wortel. Ekstrak kol (kubis) merah. Tanaman Hydrangea.
1.     Indikator asam-basa dari bunga sepatu, ketika didalam larutan asam akan memberikan warna merah, di dalam larutan basa akan memberikan warna hijau dan pada larutan netral tidak berwarna.
2.     Indikator asam-basa dari bunga Hidrangea akan memberikan warna biru ketika didalam larutan asam , di dalam larutan basa akan memberikan warna merah jambu dan pada larutan netral tidak berwarna.
3.     Indikator asam-basa dari kol merah akan berubah warna menjadi merah muda bila dicelupkan ke dalam larutan asam, menjadi hijau dalam larutan basa, dan tidak berwarna pada larutan netral.
4.     Indikator asam-basa dari kunyit,akan memberikan warna kuning tua ketika dilarutkan dalam larutan asam, memberikan warna jingga di dalam larutan basa dan memberikan warna kuning terang pada larutan netral.
D.   Cara Kerja
a.      Indikator Laboratorium
1.     Siapkan pelat tetes, kertas lakmus, indikator universal.
2.     Simpan kertas lakmus merah dan biru pada pelat tetes.
3.     Teteskan larutan yang diuji ke pelat tetes yang berisi lakmus merah dan biru.
4.     Amatilah perubahan yang terjadi.
b.     Indikator Alam
1.     Siapkan ekstrak kunyit.
2.     Siapkan 2 gelas kimia berisi cuka dan air sabun.
3.     Teteskan 10 tetes ekstrak kunyit ke setiap gelas.
4.     Amati perubahan yang terjadi.
E.    Hasil Pengamatan
Indikator Laboratorium

No.
Larutan
Lakmus Merah
Lakmus Biru
pH indikator universal
Sifat larutan
1
Garam
Biru
Tetap
7
Basa
2
Asam sulfat
Tetap
Merah
1
Asam
3
Gula
Tetap
Tetap
7
Netral
4
Sabun
Biru
Tetap
9
Basa
5
Susu
Merah
Tetap
6
Netral
6
Air jeruk
Tetap
Merah
3
Asam
7
Lar. NaOH
Biru
Biru
14
Basa
8
Alkohol
Merah
Biru
6
Netral
9
cuka
Merah
Merah
2
Asam
10
Urea
Merah
Biru
7
Netral
11
Sprite
Merah
Merah
4
Asam
12
Air keran
Merah
Biru
6
Netral
Indikator Alam
Warna :
a.      Air + ekstrak kunyit             = kuning terang
b.     Cuka + ekstrak kunyit          = kuning tua
c.      Air sabun + ekstrak kunyit   = jingga (orange kemerah – merahan)

F.    Kesimpulan
a.      Asam
Larutan bersifat Asam apabila di teteskan pada Lakmus merah akan berwarna merah, tetapi jika di Lakmus biru juga akan tetap berwarna merah. Dan jika pada indikator universal pH - nya <7. Sedangkan pada ekstrak kunyit apabila dicampurkan akan berwarna kuning tua.
b.     Basa
Larutan bersifat Basa jika di teteskan pada Lakmus merah berwarna biru, dan pada Lakmus biru akan tetap berwarna biru. Dan pada indikator Universal pH – nya akan >7. Sedangkan jika di campurkan dengan ekstrak kunyit warna Larutan akan berwarna jingga (orange kemerah – merahan)
c.      Netral
Larutan bersifat netral apabila jika diteteskan di Lakmus merah akan tetap menjadi merah, sedangkan pada Lakmus biru juga tetap berwarna biru. Dan pada indikator Universal pH – nya akan =7. Sedangkan jika Larutan dicampurkan dengan ekstrak kunyit a





Laporan Praktikum Asam Basa

PENDAHULUAN
I. Dasar Teori
Asam dan basa merupakan dua golongsn zat kimia yang sangat penting. Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal zat yang kita golongkan sebagai asam, misalnya asam cuka, asam sitrun, asam jawa dan lain-lain. Kita juga mengenal berbagai zat yang bisa digolongkan sebagai basa misalnya kapur sirih, kaustik soda, air sabun, air abu dan lain-lain.
Berkaitan dengan sifat asam dan basa, larutan dikelompokkan kedalam tiga digolongkan , yaitu bersifat asam, basa dan netral. Meskipun asam dan basa mempunyai rasa yang berbeda tidaklah bijaksana untuk menunjukkan keasaman atau kebasaan dengan cara mencicipinya, karena banyak diantaranya yang dapat merusak kulit atau bersifat racun.
a. Indikator Larutan Asam Basa
Sifat asam-basa suatu larutan dapat ditunjukkan dengan mengukur pH-nya. pH adalah parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam mempunyai pH <> 7, sedangkan larutan netral mempunyai pH = 7. pH larutan dapat ditentukan dengan menggunakan (indikator universal atau dengan pH-meter).
Berkat pengalaman dan penelitian para ahli kimia, kini tersedia cara praktis untuk menunjukkan keasaman dan kebasaan., yaitu dengan menggunakan indikator asam-basa. Indikator asam-basa adalah zat-zat warna yang mampu menunjukkan warna berbeda dalam larutan asam dan basa misalnya kertas lakmus. Lakmus akan berwarna merah dalam larutan yang bersifat asam dan berwarna biru dalam larutan yang bersifat basa. Lakmus adalah zat warna (pigmen) yang pada mulanya diisolasi dari liken, suatu simbiosis jamur dengan alga yang tumbuh di batu-batu atau pohon.
b. Penggolongan Senyawa Asam dan Senyawa Basa
Senyawa asam dan senyawa basa dapat digolongkan menjadi asam kuat, asam lemah, basa kuat dan basa lemah. Kekuatan asam ditentukan oleh kemampuan menghasilkan ion H ⁺, sedangkan kekuatan basa ditentukan oleh kemampuan menghasilkan OH . Banyaknya ion H atau ion OHyang dihasilkan, ditentukan oleh derajat ionisasi.
c. Derajat Keasaman (pH)
Keasaman suatu larutan disebabkan adanya ion H. Konsentrasi ion hidronium [H] dalam larutan encer umumnya sangat rendah, tetapi sangat menentukan sifat-sifat larutan, terutama larutan dalam air.
Menurut penelitian konsentrasi ion Hharganya sangat kecil, sehingga untuk menghindari kesulitan dari penggunaan angka-angka yang terlalu kecil, maka pada tahun 1909 S.P.I. Sorensen mengusulkan konsep “pH`(pangkat ion hydrogen) untuk menyatakan skala konsentrasi ion Hsuatu larutan.
Apa yang terjadi jika suatu larutan asam dicampurkan dengan larutan basa?
HA H ⁺ + A
LOH L + OH
Oleh karena nilai tetapan ionisasi air (Kw) relatif sangat kecil, maka sudah dapat dipastikan bahwa ion H dari asam akan bereaksi dengan ion OH dari basa membentuk air.
H + OH ⁻ → H2O
Itulah sebabnya reaksi asam dengan basa disebut reaksi penetralan. Pembawa sifat asam (H ) bereaksi dengan pembawa sifat basa (OH ) membawa air yang bersifat netral.
Selanjutnya apa yang terjadi dengan ion negatif sisa asam dan ion positif sisa basa?
Ion-ion tersebut akan bergabung membentuk senyawa ion yang disebut garam. Jadi reaksi asam dengan basa menghasilkan garam dan air, sehingga reaksi asam dengan basa bisa juga disebut sebagai reaksi penggaraman.
Asam + Basa Garam + Air
II. Tujuan
1. membedakan larutan asam, basa dan netral
2. memahami terjadinya reaksi asam-basa (penetralan) dengan cara mengamati semua perubahan yang terjadi pada saat reaksi berlangsung.
MATERI DAN METODE
a. Alat dan Bahan
- Alat
Tabung reaksi atau Gelas Beker atau Erlenmeyer, Termometer
- Bahan
Larutan NaOH 0,1 M; Larutan HCl 0,1 M; CHCOOH; air abu, air got, air sabun, air garam, kertas lakmus merah (LM), kertas lakmus biru (LB).
b. Cara Kerja
1. Menunjukan Larutan Bersifat Asam, Basa, dan Netral
a. Menaruh masing-masing sample larutan kedalam tabung reaksi/gelas beker secukupnya
b. Menguji masing-masing sampel dengan mencelupkan kertas lakmus LM dan LB dalam sampel
c. Mengamati perubahan warna
2. Reaksi Asam Basa (Penetralan)
a) Reaksi NaOH + HCL
ü Menakar larutan HCl 0,1 M sebanyak 10 ml kedalam gelas beker atau Erlenmeyer
ü Menakar larutan HaOH 0,1 M sebanyak 10 ml kedalam tabung reaksi
ü Mencampur larutan NaOH dan HCl kedalam gelas beker
ü Mengamati perubahan yang terjadi, termasuk suhunya dengan menggunakan thermometer
b) Reaksi NaOH + CHCOOH
o Menakar larutan CHCOOH 0,1 M sebanyak 10 ml kedalam gelas beker atau Erlenmeyer
o Menakar larutan HaOH 0,1 M sebanyak 10 ml kedalam tabung reaksi
o Mencampur larutan NaOH dan CHCOOH kedalam gelas beker
o Mengamati perubahan yang terjadi, termasuk suhunya dengan menggunakan thermometer
b. Pembahasan
I. Pengujian larutan NaOH dengan menggunakan indikator/kertas lakmus merah bereaksi menjadi berwarna biru. Sedangkan kertas lakmus biru tidak terjadi reaksi sehingga tetap berwarna biru. Hal ini menunjukkan bahwa larutan NaOH tersebut bersifat basa dengan pH > 7.
II. Pengujian Larutan HCl menggunakan kertas lakmus merah tidak terjadi reaksi dan tetap berwarna merah. Sedangkan menggunakan kertas lakmus biru terdapat reaksi sehingga berubah menjadi merah. Dan ini menunjukkan bahwa larutan HCl bersifat asam dengan pH <>
III. Pengujian Larutan CHзCOOH menggunakan kertas lakmus merah tidak terjadi reaksi dan tetap berwarna merah. Sedangkan menggunakan kertas lakmus biru terdapat reaksi sehingga berubah menjadi merah. Dan ini menunjukkan bahwa larutan CHзCOOH bersifat asam dengan pH <>
IV. Pengujian larutan air sabun dengan menggunakan indikator/kertas lakmus merah bereaksi menjadi berwarna biru. Sedangkan kertas lakmus biru tidak terjadi reaksi sehingga tetap berwarna biru. Hal ini menunjukkan bahwa larutan air sabun tersebut bersifat basa dengan pH > 7.
V. Pengujian larutan air abu dengan menggunakan indikator/kertas lakmus merah tidak bereaksi dan tetap berwarna merah. Sedangkan kertas lakmus biru juga tidak terjadi reaksi sehingga tetap berwarna biru. Hal ini menunjukkan bahwa larutan air abu tersebut bersifat netral dengan pH = 7.
VI. Pengujian larutan air got dengan menggunakan indikator/kertas lakmus merah bereaksi menjadi berwarna biru. Sedangkan kertas lakmus biru tidak terjadi reaksi sehingga tetap berwarna biru. Hal ini menunjukkan bahwa larutan air got tersebut bersifat basa dengan pH > 7.
VII. Pengujian larutan air garam dengan menggunakan indikator/kertas lakmus merah tidak bereaksi dan tetap berwarna merah. Sedangkan kertas lakmus biru juga tidak terjadi reaksi sehingga tetap berwarna biru. Hal ini menunjukkan bahwa larutan air garam tersebut bersifat netral dengan
pH = 7.
VIII. Pengujian larutan aquades dengan menggunakan indikator/kertas lakmus merah tidak bereaksi dan tetap berwarna merah. Sedangkan kertas lakmus biru juga tidak terjadi reaksi sehingga tetap berwarna biru. Hal ini menunjukkan bahwa larutan aquades tersebut bersifat netral dengan pH = 7.
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Asam dan basa telah banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari sejak zaman dahulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa latin yaitu acetum yang berarti cuka, sedangkan basa (alkali) berasal dari bahasa arab yang berarti abu.
Di alam, asam ditemukan dalam buah-buahan, asam sitrat untuk memberi rasa limun yang tajam, cuka mengandung asam asetat, dan asam tamak dari kulit pohon untuk menyamak kulit. Asam mineral yang lebih kuat telah dibuat sejak abad pertengahan, misalnya aqua fortis (asam nitrat), digunakan oleh peneliti untuk memisahkan emas dan perak.
Basa adalah kebalikan dari asam. Soda bikarbonat dan sabun merupakan basa, demikian juga dengan soda kausik, sebuah zat yang dapat membakar kulit.
Basa yang dapat larut dalam air dinamakan alkali. Dalam air, asam menghasilkan ion hidrogen, sedangkan basa menghasilkan ion hidroksida. Jika asam dan basa bereaksi, ion-ion hidrogen dan hidroksida bergabung dan saling menetralisasi membentuk air bersama garam. Kekuatan asam-basa dapat ditentukan pada skala pH
Untuk menunjukkan larutan bersifat asam dan larutan bersifat basa dapat menggunakan indikator / kertas lakmus. Kertas lakmus berwarna biru menjadi berwarna merah menunjukkan larutan bersifat asam dan kertas lakmus berwarna merah menjadi berwarna biru menunjukkan larutan bersifat basa.
  1. Saran
a. Untuk mengetahui larutan bersifat asam atau basa tidak ada salahnya bila kita mencoba untuk menguji. Dengan indikator/kertas lakmus kita dapat mengetahui jenis larutan yang bersifat asam atau larutan yang bersifat basa.
b. Berhati-hati dalam melakukan eksperimen, jika perlu didampingi oleh pembimbing yang telah ahli dalam penetralan asam-basa. Sebab sebagian dari asam/basa ada yang berbahaya.





BAB I
KAJIAN TEORI
A. Menunjukkan Asam dan Basa
Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting. Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal berbagai zat yang kita golongkan sebagai asam, misalnya asam cuka, asam sitrum, dan asam lambung.
Berkaitan dengan sifat asam dan basa, larutan dikelompokkan ke dalam tiga golongan, yaitu bersifat asam, basa, dan netral. Meskipun asam dan basa memiliki rasa yang berbeda, tidaklah bijaksana untuk menunjukkan keasaman atau kebasaan dengan cara mencicipinya, karena banyak diantaranya dapat merusak kulit atau bersifat racun. Berkat pengalaman dan penelitian para ahli kimia, kini telah tersedia cara praktis untuk menunjukkan keasaman dan kebasaan, yaitu dengan menggunakan indikator asam dan basa.
Indikator asam dan basa adalah zat-zat warna yang mampu menunjukkan perubahan warna dalam suasana asam dan basa.
Sifat asam dan basa dapat diketahui dengan cara mengukur pHnya. pH adalah suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam mempunyai pH lebih kecil dari 7, larutan basa memiliki pH lebih besar dari 7, sedangkan larutan netral memiliki pH = 7.
B. Indikator Asam-Basa
Indikator asam-basa adalah zat-zat warna yang mampu menunjukkan perubahan warna. Indikator asam dan basa bisa dengan bahan alami yang bisa berubah warna apabila ditetesi larutan asam dan basa.
  1. Indikator Asam Basa dari bahan Alami
Berbagai jenis zat warna yang dipisahkan dari tumbuhan kemungkinan juga dapat digunakan sebagai indikator asam-basa, misalnya daun mahkota bunga, ekstrak kunyit, dan ekstrak daun jati.
  1. Trayek Perubahan Warna Indikator Asam-Basa
Indikator lakmus berwarna merah dalam larutan yang memiliki pH sampai dengan 5,5 dan yang berwarna biru dari pH 8,0. Dalam larutan yang pH-nya antara 5,5-8,0 warna lakmus adalah kombinasi dari kedua warna tersebut, yaitu berubah dari merah jadi ungu kemudian menjadi biru. Batas-batas pH ketika indikator mengalami perubahan warna disebut trayek perubahan warna. Jadi, trayek perubahan warna lakmus adalah 5,5-8,0. Berikut ini adalah trayek perubahan warna dari beberapa indikator:
Indikator
Trayek Perubahan Warna
Perubahan Warna
Lakmus
Metil Jingga
Metil Merah
Bromtimol Biru
Phenolphtalein
5,5 – 8.0
3.1 – 4.4
4.4 – 6.3
6.0 – 7.6
8.3 – 10.0
Merah-biru
Merah-kuning
Merah-kuning
Kuning-biru
Tidak berwarna-merah
  1. Menentukan pH dengan Menggunakan Beberapa Indikator
Indikator tunggal seperti kertas lakmus atau phenolphtalein hanya memberi gambaran tentang sifat larutan (asam, basa, atau netral). Kertas lakmus, sebagai contoh, berwarna merah dalam larutan yang pH-nya sampai 5.5. Artinya, lakmus tidak tidak dapat membedakan larutan yang mempunyai pH 1 dari 2, dan seterusnya. Oleh karena setiap indikator mempunyai trayek perubahan warna yang berbeda, maka pH larutan dapat diperkirakan dengan kombinasi dari beberapa indikator.
C. Perbedaan antara Asam dan Basa
Pembeda
Asam
Basa
Rasa
Asam
Pahit
Ion yang dihasilkan bila larut dalam air
Ion H+
Ion OH-
pH
<7
>7
Indikator lakmus
Memerahkan lakmus biru
Membirukan lakmus merah
Sifat
Korosif terhadap logam
Licin
Contoh
Asam karbonat, asam sitrat
Sabun, kapur, soda
BAB II
TUJUAN serta ALAT dan BAHAN
A. Tujuan
1.  Mengetahui bahan alami yang dapat digunakan sebagai indikator asam dan basa.
2. Dapat memperkirakan pH suatu larutan berdasarkan indikator buatan dan trayek perubahan warna.
B. Alat dan Bahan
  1. pplat tetes
 
  1. Ppipet
  1. GGelas Kimia
  1. AAir Sabun
  2. AAir Cuka
  3. EEkstrak daun jati
  4. EEkstrak daun suji
  5. EEkstrak kunyit
  6. EEkstrak wortel
  7. EEkstrak kembang sepatu
  8. KKertas lakmus merah
  9. KKertas lakmus biru
  10. LLakmus
  11. MMetil Jingga
  12. MMetil Merah
  13. BBromtimol Biru
  14. PPhenolphtalein
  15. EEmpat jenis larutan tak berwarna
BAB III
LANGKAH KERJA
A. Percobaan I
  1. Siapkan ekstrak alami yang akan diuji
  2. Masukkan tiga tetes ekstrak daun jati di plat tetes sebanyak tiga tempat.
  3. Pada tempat pertama, biarkan sebagai pembeda
  4. Pada tempat kedua, masukkan tiga tetes air cuka.
  5. Pada tempat ketiga, masukkan tiga tets air sabun
  6. Amati perubahan warna yang terjadi, bandingkan dengan warna pembanding, dan catat
  7. Lakukan langkah di atas pada ekstrak alami yang lain.
B. Percobaan II
  1. Siapkan larutan A, B, C, dan D
  2. Masukkan secukupnya larutan A pada plat tetes sebanyak enam tempat.
  3. Pada tempat pertama, teteskan lakmus merah.
  4. Pada tempat kedua, teteskan lakmus biru.
  5. Pada tempat ketiga, teteskan metil merah.
  6. Pada tempat keempat, teteskan metil jingga
  7. Pada tempat kelima, teteskan bromtimol biru
  8. Pada tempat keenam, teteskan Phenolphtalein
  9. Amati perubahan warna pada masing-masing tempat, catat warna, dan perkirakan pH larutan A.
  10. Lakukan perlakuan yang sama pada larutan B, C, dan D.
BAB IV
DATA HASIL PENGAMATAN
Percobaan I
No
Ekstrak
Warna Awal
Setelah ditetesi air cuka
Setelah ditetesi air sabun
1
Daun jati
Coklat
Coklat
Coklat
2
Daun suji
Hijau
Hijau
Hijau
3
Kunyit
Coklat
Oranye
Coklat
4
Wortel
Oranye
Merah muda
Coklat
5
Bunga Sepatu
Coklat
Merah
Coklat
Percobaan II
Indikator
Larutan A

Larutan B

Larutan C

Larutan D

Warna Indikator
Perkiraan pH
Warna Indikator
Perkiraan pH
Warna indikator
Perkiraan pH
Warna indikator
Perkiraan pH
Lakmus merah
Biru
8.0
Merah
Netral (5.5-8.0)
Merah
5.5
Merah
5.5
Lakmus Biru
Biru
8.0
Biru
Netral (5.5-8.0)
Merah
5.5
Merah
5.5
Metil merah
Kuning
6.3
Kuning
6.3
Merah
4.4
Merah
4.4
Metil Jingga
Kuning
4.4
Kuning
4.4
Merah Muda
3.1-4.4
Merah muda
3.1-4.4
Bromtimol Biru
Biru
7.6
Hijau
6.0-7.6
Kuning
6.0
Kuning
6.0
Phenolphtalein
Merah
8.3-10.0
Tidak berwarna
8.3
Tidak berwarna
8.3
Tidak Berwarna
8.3
Harga pH
(perkiraan)
Larutan A = Basa
pH = 8.3-10.0

Larutan B = Netral
pH = 6.3-7.7

Larutan C = Asam
pH = 3.1 – 4.4

Larutan D = Asam
pH = 3.1 – 4.4

BAB V
ANALISA HASIL PENGAMATAN
Percobaan 1
Untuk mengetahui bahan alami apa yang bisa dijadikan indikator asam dan basa, maka ekstrak alami tersebut harus ditetesi dengan larutan asam dan basa. Dengan begitu, kita bisa melihat perubahan warna bahan alami tersebut. Dalam praktikum kali ini, yang bertindak sebagai larutan asam adalah air cuka, dan larutan basa adalah air sabun.
Berdasarkan hasil pengamatan kami, ekstrak daun jati yang awalnya berwarna coklat, setelah ditetesi dengan air cuka, warnanya tetap coklat, dan ketika ditetesi air sabun, warnanya juga coklat. Ekstrak daun jati ini tidak menampakkan warna yang mencolok setelah ditetesi air cuka ataupun sabun.
Pada ekstrak daun suji, yang awalnya berwarna hijau, setelah ditetesi air cuka, warnanya tetap hijau, dan ketika ditetesi air sabun warnanya juga hijau. Sama seperti ekstrak daun jati, ekstrak daun suji tidak menampakkan warna yang mencolok setelah ditetesi air cuka ataupun sabun.
Berbeda dengan ekstrak kunyit yang awalnya berwarna coklat. Setelah ditetesi air cuka warnanya menjadi oranye, dan ketika ditetesi sabun, warnanya menjadi coklat (agak tua dari warna awal). Pada ekstrak wortel, yang awalnya berwarna oranye, ketika ditetesi air cuka berubah warna menjadi merah muda, dan ketika ditetesi air sabun, berubah menjadi warna coklat. Dan pada ekstrak bunga sepatu, yang awalnya berwarna merah, ketika ditetesi cuka berwarna merah, dan ketika ditetesi sabun menjadi coklat. Ketiga ekstrak ini menunjukkan warna yang mencolok ketika ditetesi air cuka dan sabun.
Untuk mengetahui kevalidannya, kami juga menganalisis dengan menggunakan reaksi kesetimbangan.
Secara umum, ionisasi asam lemah valensi satu dapat dirumuskan sebagai berikut :
HA(aq)  H+ (aq) + A- (aq)
Ketika suatu konsentrasi zat A ditambah, maka kesetimbangan akan bergeser ke yang tidak ditambah. Pada ekstrak kunyit, warna awal adalah warna coklat, kita misalkan kunyit adalah zat A, yang berupa asam lemah. Ketika kunyit ditetesi air cuka, maka kunyit yang awalnya asam dan menghasilkan ion H+, karena ditambah air cuka yang bersifat asam, maka terjadi penambahan konsentrasi ion H+ dan kesetimbangan bergeser ke yang konsentrasi yang tidak ditambah. Berarti, ekstrak kunyit yang awalnya berwarna coklat, akan bergeser ke warna yang menjauhi coklat: oranye.
Sebaliknya, apabila ditambahkan air sabun. Dalam hal ini, air sabun bersifat basa. Ion H+ yang dimiliki kunyit akan terikat oleh ion OH- yang dimiliki air sabun dan terjadi pengurangan konsentrasi H+, sehingga kesetimbangan akan bergeser ke konsentrasi yang dikurangi, dan warna larutan akan mendekati warna awal: coklat.
Percobaan 2
Pada percobaan yang kedua ini, tujuannya adalah menggunakan senyawa indikator buatan dan memperkirakan pH dari empat larutan tak berwarna. Penentuan pH dan asam atau basanya larutan menggunakan indikator buatan memberikan data yang lebih akurat.
Larutan A
Ketika diberi lakmus merah, kertas lakmus tersebut berubah menjadi biru, dan ketika diberi lakmus biru, warna lakmus tetap. Itu berarti, larutan A adalah larutan basa yang pH-nya diatas 8.0 (trayek lakmus 5.5-8.0).
Ketika diberi metil merah, warna larutan berubah menjadi kuning, yang berarti pH larutan A di atas 6.3 (trayek metil merah 4.4-6.3).
Ketika diberi metil jingga, larutan berubah menjadi kuning, dengan pH di atas 4.4.
Ketika diberi bromtimol biru, larutan berubah menjadi warna biru, dengan perkiraan pH antara di atas 7.6.
Dan, ketika ditetesi Phenolphtalein, larutan berubah menjadi merah, dengan perkiraan pH diantara 8.3 dan 10.0. Dari data-data yang kami dapatkan, kami perkirakan bahwa larutan A adalah larutan basa, dengan perkiraan pH antara 8.3 dan 10.0. Untuk lebih akuratnya, kami akan menganalisis sesuai dengan pH larutan indikator.
Salah satu contoh, kami memakai contoh larutan indikator Bromtimol Biru. Jika larutan indikator dinotasikan dengan Hin, reaksi kesetimbangannya akan dituliskan sebagai berikut:
biru
kuning
Hin   H+ + In-
Bromtimol Biru berwarna kuning dalam larutan asam dan berwarna biru dalam larutan basa. Jika diberikan ion H+ ke dalam larutan, maka reaksi kesetimbangan bergeser ke kiri, dimana bromtimol biru akan berwarna warna kuning (asam), karena asam menghasilkan ion H+. Tetapi, bila diberikan ion OH-, reaksi kesetimbangan akan bergeser ke kanan dimana bromtimol biru akan berwarna biru (basa), karena basa menghasilkan ion OH-. Tetapan keseimbangan untuk larutan indikator dituliskan sebagai berikut :
        
Berdasarkan hasil pengamatan kami, dan analisis pH bromtimol biru, penambahan larutan A memberikan ion OH- terhadap bromtimol biru, karena warna berubah menjadi biru. Karena menghasilkan OH-, dapat diketahui bahwa larutan A adalah larutan basa yang memiliki pH antara 8.3-10.0 berdasarkan analisis data dari indikator buatan yang lain.
Larutan B
Ketika diberi lakmus merah, kertas lakmus tersebut tetap merah, dan ketika diberi lakmus biru, warna lakmus tetap. Itu berarti, larutan B adalah larutan netral yang pH-nya antara 5.5-8.0 (berdasarkan trayek perubahan warna lakmus).
Ketika diberi metil merah, warna larutan berubah menjadi kuning, yang berarti pH larutan B di atas 6.3 (trayek metil merah 4.4-6.3).
Ketika diberi metil jingga, larutan berubah menjadi kuning, dengan pH di atas 4.4.
Ketika diberi bromtimol biru, larutan berubah menjadi warna hijau, dengan perkiraan pH antara 6.0 dan 7.6.
Ketika ditetesi Phenolphtalein, larutan tetap tak berwarna, yang berarti larutan B memiliki pH di bawah 8.3 Dari data-data yang kami dapatkan, kami perkirakan bahwa larutan B adalah larutan netral, dengan perkiraan pH antara 6.7 dan 7.6. Untuk lebih akuratnya, kami akan menganalisis sesuai dengan pH larutan indikator seperti pada larutan A.
Pada titik tertentu, perubahan warna larutan bromtimol biru terletak diantara kuning dan biru, seperti saat ditetesi larutan B, yaitu menjadi berwarna hijau. Hal tersebut, berarti [Hin] = [In-], tetapan keseimbangan sebagai berikut:
Kind = [H+], sehingga yang akan keluar adalah perpaduan warna trayek.
Ketika larutan B ditetesi bromtimol biru, larutan menjadi berwarna hijau, itu berarti, pH larutan B berada diantara trayek perubahan warna bromtimol biru. Sehingga, tidak dapat ditentukan apakah larutan B lebih bersifat asam ataukah basa karena memiliki pH antara 6.0 dan 7.6 (menurut trayek bromtimol biru), sehingga larutan B lebih bersifat netral karena berdasarkan pengamatan dari larutan indikator lainnya, tidak ada yang memberikan kepastian apakah lebih asam atau lebih basa.
Larutan C
Ketika diberi lakmus merah, kertas lakmus tersebut tetap merah, dan ketika diberi lakmus biru, warna lakmus juga menjadi merah. Itu berarti, larutan C adalah larutan asam yang pH-nya di bawah 5.0 (berdasarkan trayek perubahan warna lakmus).
Ketika diberi metil merah, warna larutan berubah menjadi merah, yang berarti pH larutan C di bawah 4.4 (trayek metil merah 4.4-6.3).
Ketika diberi metil jingga, larutan berubah menjadi merah muda, dengan pH di antara 3.1 dan 4.4 .
Ketika diberi bromtimol biru, larutan berubah menjadi warna kuning, dengan perkiraan pH di bawah 6.0 .
Ketika ditetesi Phenolphtalein, larutan tetap tak berwarna, yang berarti larutan C memiliki pH di bawah 8.3 Dari data-data yang kami dapatkan, kami perkirakan bahwa larutan C adalah larutan asam, dengan perkiraan pH antara 3.1 dan 4.4.
Larutan D
Ketika diberi lakmus merah, kertas lakmus tersebut tetap merah, dan ketika diberi lakmus biru, warna lakmus juga menjadi merah. Itu berarti, larutan D adalah larutan asam yang pH-nya di bawah 5.0 (berdasarkan trayek perubahan warna lakmus).
Ketika diberi metil merah, warna larutan berubah menjadi merah, yang berarti pH larutan D di bawah 4.4 (trayek metil merah 4.4-6.3).
Ketika diberi metil jingga, larutan berubah menjadi merah muda, dengan pH di antara 3.1 dan 4.4 .
Ketika diberi bromtimol biru, larutan berubah menjadi warna kuning, dengan perkiraan pH di bawah 6.0 .
Ketika ditetesi Phenolphtalein, larutan tetap tak berwarna, yang berarti larutan D memiliki pH di bawah 8.3 Dari data-data yang kami dapatkan, kami perkirakan bahwa larutan D adalah larutan asam, dengan perkiraan pH antara 3.1 dan 4.4.
Begitulah analisa tentang keempat larutan menggunakan indikator buatan. Namun, apakah semua indikator cocok digunakan? Tentu tidak, ada indikator yang tidak cocok digunakan dalam percobaan ini. Seperti contoh, larutan A. Dalam menggunakan metil jingga dan metil merah lebih baik hanya menggunakan salah satunya saja, karena hasilnya akan sama : di atas pH larutan netral.
Untuk menghemat penggunaan, apabila menguji larutan basa atau asam, lebih baik menggunakan kertas lakmus yang bisa dipotong-potong sehingga menghemat indikator lainnya. Dan setelah diketahui sifat larutan tersebut, maka kita gunakan indikator yang cocok.
Seperti pada larutan C dan D. Kita tak perlu menggunakan Phenolphtalein, karena tentu setelah mengetahui lewat lakmus bahwa keduanya adalah asam, phenolphtalein tak berefek karena indikator ini hanya bisa dipakai oleh larutan basa (trayek warna di atas pH larutan netral)
BAB VI
KESIMPULAN
  1. Ekstrak alami yang cocok digunakan untuk indikator asam-basa adalah kunyit, wortel, dan bunga sepatu karena memiliki perubahan warna yang mencolok saat ditetesi larutan asam ataupun basa.
  2. Larutan A adalah larutan basa dengan perkiraan pH 8.3-10.0
  3. Larutan B adalah larutan netral dengan perkiraan pH 6.3-7.6
  4. Larutan C adalah larutan asam dengan perkiraan pH 3.1-4.4
  5. Larutan D adalah larutan asam dengan perkiraan pH 3.1-4.4
DAFTAR PUSTAKA
Purba, Michael. 2006. Kimia. Jakarta: Erlangga.
  PRACTICUM REPORT
CHEMISTRY
(ACID-BASES)
AFNITASARI
XI-EXACT-A
SMA NEGERI 01 UNGGULAN KAMANRE
2012
                                              
                                                 CHAPTER
                                                 PREFACE


1.1Background

              
In everyday life we ​​often find the taste bitter, bitter, sour, sweet asindan in foods or beverages that we tasted, is not it? Basically taste of food, drink or substance that is sour, bitter, bitter, salty and sweet because of the nature of these substances, the properties associated with acids, bases and salt. Associated with a sour taste in the chemistry of substances classified is acid. The bitter taste associated with other substances that are classified as alkaline. However, not all of which have a bitter taste is the base. Bases can be considered as opponents of acid. If the acid is mixed with a base, then the two substances that neutralize each other, so that the properties of acids and bases removed. The reaction between the acid with a base is salt. The sweet taste associated with the presence of acid and alkaline properties collectively with acid and bases are the two chemical compounds that are very important in the life of everyday. In general, substances that taste sour at acid for example contain lemon, vinegar acid, and formic acid in ants. Bases on the slippery nature generally have and bitter taste, such as soaps and liquid cleansers (detergent). In the laboratory acids and bases can be simply identified USING litmus paper. In acid solutions change litmus paper red lakmus be paper. While the base will turn litmus paper blue. solution acid and alkaline electrolyte is a solution so that the water breaks down into ions.

1.2 Objectives and usability lab

1. Examine some of the solution with litmus paper red and blue litmus, and group them      in a solution of acid-base.
2.Distinguish acid solution, base solution, and the neutral solution with an acid-base indicator
CHAPTER II
BASIS OF THEORY

A.ACID-BASE

             Understanding of acids and bases are modern first put forward by SvanteArrhenius in 1887. According to Arrhenius, acids are substances that when dilarutkandalam water will ionize to form hydrogen ions (H+) as the only positive ions. Meanwhile, the base is defined as a substance which, when dilarutkandalam water will ionize to form hydroxide ions (OH-).
as the only negative ion. Thus, it can be said that acid is compounds containing hydrogen ions with one or more other elements and the base is a hydroxide ion-containing compound with one or another.Acid-base compounds has been known since ancient times before the birth of chemistry. Acid-base compound is one of the electrolyte that plays a role in chemical reactions. A asamdapat is a solid, liquid or gas.Pada in 1777, Antoine Laurent Lavoiser explained that all acids contain oxygen. Then in 1810, Sir Humph Davy suggested that the element oxygen hydrogendan owned asam.Pada 1884, SA Arrehenius theorized ion and acid-base gave the following definition: Acid: substance that if dilarutka into water will produce hidorogen ion (H +) base: a substance that when dissolved into water will produce hydroxide ions (OH-) theory is enhanced by the Bronsted-Lowry because it considers the theory of Arrhenius hanyaberlaku on the water, then Broensted-Lowry definition: Acid: a substance that gives proton hydrogen ions (H +) the substance lain.Basa; a substance which receives protons from asam.Teori is also less than perfect because just talking about the exchange of protons. GN-acid base acid Lewis the next concept: a substance that can accept a pair of electrons to form covalent bonds tongue: a substance that can give you a pair of electrons on the formation of a covalent bond.
CHAPTER III
RESEARCH METHODS

Place and Time Practicum

       Practicum was held on 06 maret 2012 in the laboratory. biology
In this experiment various solutions will be tested with litmus paper blue merahdan. Litmus is an indicator of acid and alkali, a substance that turns color in acid solution and alkaline environments.


Tools and Materials:
Tool:                                                         Material:
1. Plates drops                                         1. soapy water,
2. Pipette drops                                        2. solution:CH3COOH, NaCl, H2O, C12H22O11
3. Litmus-paper
 
How it Works:

1.  Red and blue litmus paper cut into 4 sections.
2.  Put a piece of red litmus paper in each of the prepared solution.
3.  Then observe whether there is a change in the litmus paper.
4.  Then test the solution with blue litmus paper. Then observed, then there are recorded observations.  In the same way, testing the next solution.
5. Continuing the experiment by testing another solution in the same way.
6. Then state whether the solution is acidic (seperticuka), slightly alkaline (like sugar), or neutral (such as salt)


CHAPTER IV
DISCUSSION
4.1 Observations
SUBSTANCE
Red litmus paper
Blue litmus paper
Turmeric smooth
Turmeric
rough
Methyl blue
NATURE
NaCl
Blue
Blue
Light
Light
AB
Netral
CH12H22O11
Blue
Blue
AS
AS
Biru
Bases
CH3COOH
Red
Red
AS
yellow L.
Biru G.
Acid
H2O
Blue
Blue
yellow
yellow
Biru
Bases
Soapy water
Blue
Blue
yellow L.
yellow dark..
Biru Muda
Acid
4.2  Data Analysis
Based on the above observations:
1. Which solution is acidic?
          Acidic solution is a solution of soapy water, CH3COOH,
2. Which solution is alkaline?
         Alkaline solution is CH12H22O11, H2O
3. What can you conclude?
       After our experiment we can conclude that
• To know that an acidic solution by using red and blue litmus paper
• To find out the solution alkaline by using litmus paper red and blue
• Extracts can be used as an indicator of the organic extracts of plant materials
 CHAPTER V
CLOSING
5.1 CONCLUSION

Based on the results of this lab, some conclusions are obtained:
1. Acidic solution can redden blue litmus paper;
2. A solution that is alkaline can blueing red litmus paper;
3. The neutral solution is not to change the color of the litmus paper.



5.2 ADVICE
      
   the study expected to be material to the students and for research the next .and information can apply in daily life can learn to distinguish which day. usefulness Student acid solution and which is an alkaline solution of a solution that is around them such as distilled water, orange juice, soapy water etc. using litmus indicator

REFERENCES
PRACTICUM REPORT
CHEMISTRY
(ACID-BASES)
AFNITASARI
XI-EXACT-A
SMA NEGERI 01 UNGGULAN KAMANRE
2012
                                              
                                                 CHAPTER
                                                 PREFACE


1.1Background

              
In everyday life we ​​often find the taste bitter, bitter, sour, sweet asindan in foods or beverages that we tasted, is not it? Basically taste of food, drink or substance that is sour, bitter, bitter, salty and sweet because of the nature of these substances, the properties associated with acids, bases and salt. Associated with a sour taste in the chemistry of substances classified is acid. The bitter taste associated with other substances that are classified as alkaline. However, not all of which have a bitter taste is the base. Bases can be considered as opponents of acid. If the acid is mixed with a base, then the two substances that neutralize each other, so that the properties of acids and bases removed. The reaction between the acid with a base is salt. The sweet taste associated with the presence of acid and alkaline properties collectively with acid and bases are the two chemical compounds that are very important in the life of everyday. In general, substances that taste sour at acid for example contain lemon, vinegar acid, and formic acid in ants. Bases on the slippery nature generally have and bitter taste, such as soaps and liquid cleansers (detergent). In the laboratory acids and bases can be simply identified USING litmus paper. In acid solutions change litmus paper red lakmus be paper. While the base will turn litmus paper blue. solution acid and alkaline electrolyte is a solution so that the water breaks down into ions.

1.2 Objectives and usability lab

1. Examine some of the solution with litmus paper red and blue litmus, and group them      in a solution of acid-base.
2.Distinguish acid solution, base solution, and the neutral solution with an acid-base indicator
CHAPTER II
BASIS OF THEORY

A.ACID-BASE

             Understanding of acids and bases are modern first put forward by SvanteArrhenius in 1887. According to Arrhenius, acids are substances that when dilarutkandalam water will ionize to form hydrogen ions (H+) as the only positive ions. Meanwhile, the base is defined as a substance which, when dilarutkandalam water will ionize to form hydroxide ions (OH-).
as the only negative ion. Thus, it can be said that acid is compounds containing hydrogen ions with one or more other elements and the base is a hydroxide ion-containing compound with one or another.Acid-base compounds has been known since ancient times before the birth of chemistry. Acid-base compound is one of the electrolyte that plays a role in chemical reactions. A asamdapat is a solid, liquid or gas.Pada in 1777, Antoine Laurent Lavoiser explained that all acids contain oxygen. Then in 1810, Sir Humph Davy suggested that the element oxygen hydrogendan owned asam.Pada 1884, SA Arrehenius theorized ion and acid-base gave the following definition: Acid: substance that if dilarutka into water will produce hidorogen ion (H +) base: a substance that when dissolved into water will produce hydroxide ions (OH-) theory is enhanced by the Bronsted-Lowry because it considers the theory of Arrhenius hanyaberlaku on the water, then Broensted-Lowry definition: Acid: a substance that gives proton hydrogen ions (H +) the substance lain.Basa; a substance which receives protons from asam.Teori is also less than perfect because just talking about the exchange of protons. GN-acid base acid Lewis the next concept: a substance that can accept a pair of electrons to form covalent bonds tongue: a substance that can give you a pair of electrons on the formation of a covalent bond.
CHAPTER III
RESEARCH METHODS

Place and Time Practicum

       Practicum was held on 06 maret 2012 in the laboratory. biology
In this experiment various solutions will be tested with litmus paper blue merahdan. Litmus is an indicator of acid and alkali, a substance that turns color in acid solution and alkaline environments.


Tools and Materials:
Tool:                                                         Material:
1. Plates drops                                         1. soapy water,
2. Pipette drops                                        2. solution:CH3COOH, NaCl, H2O, C12H22O11
3. Litmus-paper
 
How it Works:

1.  Red and blue litmus paper cut into 4 sections.
2.  Put a piece of red litmus paper in each of the prepared solution.
3.  Then observe whether there is a change in the litmus paper.
4.  Then test the solution with blue litmus paper. Then observed, then there are recorded observations.  In the same way, testing the next solution.
5. Continuing the experiment by testing another solution in the same way.
6. Then state whether the solution is acidic (seperticuka), slightly alkaline (like sugar), or neutral (such as salt)


CHAPTER IV
DISCUSSION
4.1 Observations
SUBSTANCE
Red litmus paper
Blue litmus paper
Turmeric smooth
Turmeric
rough
Methyl blue
NATURE
NaCl
Blue
Blue
Light
Light
AB
Netral
CH12H22O11
Blue
Blue
AS
AS
Biru
Bases
CH3COOH
Red
Red
AS
yellow L.
Biru G.
Acid
H2O
Blue
Blue
yellow
yellow
Biru
Bases
Soapy water
Blue
Blue
yellow L.
yellow dark..
Biru Muda
Acid
4.2  Data Analysis
Based on the above observations:
1. Which solution is acidic?
          Acidic solution is a solution of soapy water, CH3COOH,
2. Which solution is alkaline?
         Alkaline solution is CH12H22O11, H2O
3. What can you conclude?
       After our experiment we can conclude that
• To know that an acidic solution by using red and blue litmus paper
• To find out the solution alkaline by using litmus paper red and blue
• Extracts can be used as an indicator of the organic extracts of plant materials
 CHAPTER V
CLOSING
5.1 CONCLUSION

Based on the results of this lab, some conclusions are obtained:
1. Acidic solution can redden blue litmus paper;
2. A solution that is alkaline can blueing red litmus paper;
3. The neutral solution is not to change the color of the litmus paper.



5.2 ADVICE
      
   the study expected to be material to the students and for research the next .and information can apply in daily life can learn to distinguish which day. usefulness Student acid solution and which is an alkaline solution of a solution that is around them such as distilled water, orange juice, soapy water etc. using litmus indicator

REFERENCES

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More